Musuh yang Abadi hingga Akhir Zaman
Amanah-amanah yang kita tunaikan, peranan-peranan yang kita mainkan, perjuangan-perjuangan yang kita ikhtiarkan, sejatinya bertujuan untuk memperoleh rida-Nya dan layak untuk tinggal di surga-Nya. Tak lepas dari keinginan menjadi hamba yang selalu taat kepada penciptanya. Hamba yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Berbagai proses, bermacam kejadian yang ada, menjadikan kita semakin dekat kepada-Nya. Membuat kita tersadar bahwa tiada daya upaya diri ini tanpa pertolongan dari-Nya. Sering kali pertolongan-pertolongan itu kita rasakan. Peringatan-peringatan itu hadir sebagai pengingat diri. Kamu sedang berada di kota yang belum kamu kenal sebelumnya, memberanikan diri pergi bersama teman-teman untuk liburan padahal tidak menggunakan pemandu saat berlibur. Bismillah dan bermodal keberanian akhirnya memberanikan diri untuk pergi. Alhamdulillah sesampai di kota tujuan, salah satu temanmu menghubungi beberapa teman lainnya yang berasal dari kota yang sama denganmu dan sedang menempuh pendidikan, ada pula yang bekerja. Akhirnya mereka bersedia, menemanimu dan menunjukkan lokasi-lokasi wisata di tempat tujuan. Allah memudahkan, sehingga kamu tiba-tiba bisa teringat mereka dan mereka mau untuk mengantarmu menjelajahi kota yang baru kamu singgahi.
Hidup berdampingan dengan manusia lainnya, hidup pula beranekaragam tumbuhan yang indah memberi manfaat. Pohon-pohon tinggi, memberikan rindangnya untuk kenyamanan manusia. Oksigen yang dikeluarkannya pun memberikan kesegaran bagi kita, saat sudah mulai tua dan akhirnya ditebang. Pohon tadi kita jadikan fondasi pembangunan tempat tinggal kita. Di samping pohon-pohon yang tumbuh tinggi dan rindang tadi, ada taman yang indah, bunga-bunga berwarna-warni bermekaran, membuat takjub setiap mata. Sesekali singgah, berhenti hanya sekadar untuk melihatnya. Di tiap-tiap kuncup bunga, ada kumbang yang sedang hilir mudik berpindah-pindah dari kuncup satu ke kuncup lainnya untuk memperoleh makanan. Kehidupan, dibalik segala proses perjuangan. Ada banyak hal yang membuat kita bersyukur. Perjuangan itu sendiri juga patut disyukuri. Dengan itulah, amal terukur, jalan yang lurus mulai disusuri, agar mendapat akhir husnulkhatimah. Tetap berada di koridor-Nya, aturan-Nya, dan jalan-Nya. Manusia tinggal di bumi, diberi iman dan nafsu. Yang membuat manusia sukses adalah pilihannya. Lebih condong kepada iman ataukah nafsu. Iman dibimbing Allah Subhanahu wa taala. Sedangkan nafsu selalu menjadi pintu Iblis dan keturunannya untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Saat manusia diturunkan ke bumi, makhluk ini pun meminta kepada Allah Subhanahu wa taala, agar diturunkan dan diberi izin untuk menyesatkan manusia hingga akhir zaman. Iblis menjawab, "Berilah aku penangguhan waktu, sampai hari mereka dibangkitkan." (QS. Al-A'raf: 14)
"(Allah) berfirman, "Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu." (QS. Al-A'raf: 15)
"(Allah) berfirman, "Keluarlah kamu dari sana (surga) dalam keadaan terhina dan terusir! Sesungguhnya barang siapa di antara mereka ada yang mengikutimu, pasti akan aku isi neraka Jahanam dengan kamu semua." (QS. Al-A'raf: 18)
Dendam yang dimilikinya terhadap Nabi Adam dan keturunannya, membuatnya enggan meminta maaf atas kesalahannya, yakni melanggar perintah untuk sujud. Bukannya meminta maaf dan bertobat. Ia malah menjadi-jadi, hingga membuat dirinya menjadi penghuni kekal neraka. Kesombongan telah memakan dirinya, dengan alasan bahwa ia lebih baik dari Nabi Adam karena ia terbuat dari api, sedangkan manusia berasal dari tanah. Bagaimana bisa pemikiran seperti itu muncul, merasa bahwa api lebih baik dari tanah?
Pemikiran tak berdasar tadi disebabkan oleh kesombongan dan iri. Sehingga menutup hati dan urung meminta maaf. Hingga ia telah ditetapkan dan namanya tercantum dalam Al-Qur'an sebagai musuh yang nyata manusia. Tujuan Iblis dan keturunannya hanya satu, yakni menyesatkan manusia dari shiratalmustaqim, dan sukses bila manusia mendapat suulkhatimah dan jatuh ke dalam lubang neraka. Na'udzubillah.
Kita sering menonton TV tentang peperangan ataupun mempelajari sejarah Indonesia. Kemerdekaan Indonesia tak lepas dari peperangan pahlawan-pahlawan Indonesia melawan para penjajah. Di setiap peperangan, alangkah baiknya kita mencari tahu tentang pihak lawan kemudian menyusun strategi terbaik dalam menghadapinya, agar kemenangan dapat kita raih. Begitu pula dengan perang melawan Iblis dan keturunannya.
Agar menang dalam melawannya dan ia tidak dapat menjerumuskan kita, lebih baik kita mengetahui tentangnya. Kita pelajari jalan-jalan yang sering ia masuki dalam menggoda manusia. Pintu-pintu nafsu yang sering sukses ia pakai dan akhirnya menjerumuskan manusia ke dalam dosa. Tutup pintu-pintu tadi, jika ditutup, toh ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi karena kemampuannya hanya bisa membisiki. Menuruti bisikannya atau tidak, kembali lagi kepada manusianya itu sendiri.
Saat makan, itu menjadi pintu masuk baginya, untuk mereka yang tidak membaca basmalah dan langsung melahap makanannya. Ia akan makan bersama kita dan masuk ke dalam aliran darah. Saat akan ke kamar mandi, bacalah basmalah dan doa masuk kamar kecil sebelum masuk, agar ia tidak dapat mengganggu karena kamar mandi adalah tempat tinggalnya.
Saat berbelanja ke pasar pun ada doa yang harus dibaca, karena Iblis dan keturunannya senantiasa mempercantik apa yang kita lihat, sehingga sering kali manusia boros dalam membelanjakan uangnya. Yang tadinya tidak ada rencana untuk dibeli, tanpa sadar karena lupa membaca doa, sehingga berlama-lama di pasar akhirnya memberi barang-barang yang tidak dipergunakan. Pasar juga adalah tempat tinggalnya.
Saat wudu, ada setan yang bertugas memberi rasa waswas, berakibat kita ragu apakah sudah betul atau tidak. Saat mulai berdiri tegak untuk melaksanakan salat, setan tak kenal putus asa, tetap berupaya agar pahala salat manusia berkurang dengan membisikkan bisikan kejadian-kejadian, ingatan-ingatan yang terlupa, agar hilang kekhusyukan. Janganlah heran, ada yang salat lupa bacaan, lupa rakaat. Seringlah mendengarkan ceramah-ceramah dari ustadz tentang tipu daya setan, sehingga memberi pengetahuan serta mengingatkan kita kembali akan bahaya gangguan-gangguan tersebut dalam beribadah. Karena manusia sering kali lupa, oleh karena itu, sering-sering mendengar dan membaca untuk mendapatkan ilmu.
Kamu tahu, kesuksesan yang paling besar bagi Iblis adalah jika berhasil memisahkan pasangan suami istri. Jika belum sah menikah, ia akan mendekatkan pria dan wanita. Jika sudah menikah, ia akan mencoba untuk memisahkannya. Pasangan suami istri yang berpisah tidak hanya memberi dampak bagi keduanya, namun terhadap keluarganya. Anak-anak yang paling merasakan dampak ini. Di balik perpisahan suami istri, juga ada bisikan-bisikan setan. Sebagai seorang hamba, manusia, harus selalu meminta perlindungan Allah Subhanahu wa taala.
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia." (QS. An-Nas: 1-6)
Sumber: Herawati. (2022). Menjadi Hamba yang Dicintai Allah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Posting Komentar untuk "Musuh yang Abadi hingga Akhir Zaman"
Posting Komentar