Rida-Nya menjadi Tujuan
Selagi muda, pergunakan waktu dan kesehatan sebaik mungkin. Ketika telah memasuki usia senja, tentu saja fisik sudah mulai melemah, pendengaran mulai berkurang, begitupun penglihatan. Pekerjaan tidak bisa dilakukan sebagaimana sebelumnya. Anak muda yang berada dalam ketaatan dan hatinya tertaut pada masjid adalah mereka yang mendapat naungan-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari sesosok insan mungil, merah muda, lemah, hanya mampu berbaring, tergeletak di atas tempat tidur. Menit berlalu, berganti jam, berubah hari, terlewati tahun-tahun. Amalmu terhitung, tak terlewat satupun. Begitupun dosa-dosa yang terekam jelas pada catatan.
Makan, minum, bekerja, belajar, dan tidur. Rutinitas-rutinitas yang dilakukan dari waktu ke waktu. Rutinitas biasa, namun bila diniatkan karena-Nya, akan berbuah pahala. Maksudnya seperti ini, kita makan nasi, sayuran, lauk pauk, buah-buahan, dan lain-lain. Tujuannya apa? Apakah hanya untuk mengenyangkan perut, ataukah agar terpuaskan keinginan lidah, mungkinkah memenuhi nafsu lapar mata. Sebelum makan membaca bismillah dan doa sebelum makan. Niatkanlah, agar dengan makanan dan minuman ini, tubuh menjadi sehat dan fit, sehingga dapat menjalankan ibadah semaksimal mungkin. Ibadah-ibadah memerlukan raga yang kuat. Salat, agar gerakan-gerakan dalam salat sempurna dibutuhkan tubuh yang kuat dari mulai berdiri, rukuk, hingga sujud.
Menuntut ilmu, mengisi gizi bagi otak dari pagi hingga siang bahkan dilanjutkan hingga sore hari. Berkorban waktu, tenaga, dan uang. Niatkan untuk memperoleh rida-Nya. Dengan ilmu yang didapat, saya mampu membantu orang-orang lain untuk belajar, berkeinginan menjadi pengisi materi dan memberikan manfaat. Ilmu dan amal saling berdampingan. Ilmu tanpa amal akan sia-sia. Amal tanpa ilmu, tersesatlah ia. Imam Ahmad bin Hambal berkata, "Manusia sebenarnya lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap waktu."
Hingga tidur pun dapat bernilai ibadah. Membaca doa sebelum tidur. Dengan tidur ini, terizinkannya tubuh beristirahat, terpejamkannya mata dari lelah, terlelapnya tubuh dari segala aktivitas. Agar besok dapat beraktivitas lebih baik dari hari ini. Dengan tidur, hak-hak tubuh sudah tertunaikan. Setelah bangun, tubuh berada dalam kondisi fit dan segar, alhasil ibadah-ibadah mampu dilaksanakan sebaik mungkin.
Ada yang bekerja dengan orang lain, seperti karyawan. Ada yang bekerja menjadi abdi negara, semisal Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, atau polisi. Ada yang bekerja dengan memberikan jasa sebagaimana guru, pilot, atau dokter. Masing-masing bekerja dengan kemampuan, yang sudah tergaris bagi mereka. Ada yang mempekerjakan orang lain, misalnya pengusaha. Membuka lapangan pekerjaan bagi sebanyak-banyaknya orang. Masing-masing diri bisa mendapat pahala dengan bidang-bidang yang sudah menjadi amanahnya.
Di sebuah perkantoran, tampak beberapa orang mondar-mandir dengan kertas-kertas yang dibawa. Seorang pria sedang memfotokopi kertas yang akan dipakai untuk rapat. Beberapa orang lainnya sibuk mempersiapkan ruangan rapat, mempersiapkan materi presentasi, memeriksa infocus apakah berfungsi dengan baik. Bagian catering menyediakan makanan bagi peserta rapat. Semua memperoleh bagiannya, jatah rezekinya, amanah pekerjaannya. Kerjakan dengan ikhlas, syukuri, dan niatkan karena Allah. Semua akan terasa ringan, karena bekerja adalah aktivitas-aktivitas sembari menunggu waktu salat tiba. Setiap amanah memegang peranan penting. Bisa dibayangkan jika satu saja peran tidak berjalan baik. Keseluruhan proses akan tertunda dan tidak berhasil dengan baik.
Pada sebuah restoran, owner memikirkan ide makanan yang bakal viral dan menarik banyak konsumen. Ia menyampaikan ide kepada koki restorannya. Saling berdiskusi, ditentukanlah menu makanan ataupun signature restaurant tersebut. Mempekerjakan beberapa waitress untuk membantu berjalannya proses dengan baik. Terbuka pula lowongan untuk cleaning service dan satpam. Lowongan pekerjaan telah terisi dan merek di-training oleh owner. Minggu berikutnya, restoran tersebut siap menerima kedatangan para customer. Bisa dibayangkan bukan, jika dalam satu hari, ada satu saja karyawan yang tidak hadir, maka tersendatlah proses. Hargai setiap profesi orang lain, karena masing-masing berkontribusi, jangan remehkan dan jangan merasa lebih tinggi dibanding yang lain.
Guru, kepala sekolah, waka kesiswaan, waka kurikulum, waka sarana dan prasarana, siswa, staf taat usaha, perawat, cleaning service, satpam, dan ibu kantin. Mereka termasuk warga sekolah. Setiap dari mereka memenuhi profesi yang telah menjadi tanggung jawabnya. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memberikan materi pelajaran, mendidik, dan membimbing siswa. Guru yang diamanahi peran serta bertugas sebagai kepala sekolah dan waka. Mereka memiliki tanggung jawab lebih, yakni mengatur proses belajar-mengajar, agar berjalan dengan baik melalui pembuatan beberapa aturan-aturan. Staf tata usaha yang tak henti-hentinya berjibaku dengan tumpukan-tumpukan kertas dan tatapan layar komputer demi mengurusi administrasi sekolah dan siswa. Cleaning service menjaga kebersihan fasilitas sekolah dan satpam menjaga keamanan. Karena mereka, proses yang seharusnya berjalan telah terlaksana dengan baik. Adapula ibu kantin yang siap sedia menyediakan pasokan makanan dan minuman bagi warga sekolah.
Jika semua pekerjaan dilaksanakan dengan ikhlas dan diniatkan untuk ibadah, insya Allah akan bernilai pahala. Semoga kita semua diberikan pemahaman. Karena dengan pemahaman, segala perbuatan bernilai, bekal kita untuk kembali.
Sumber: Herawati. (2022). Menjadi Hamba yang Dicintai Allah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Posting Komentar untuk "Rida-Nya menjadi Tujuan"
Posting Komentar