Belajar dari Nabi Musa
Berkaca dari kegigihan seorang Nabi Allah, Nabi Musa dalam mendakwahi Fir'aun dan kaumnya, Bani Israil. Betapa besar perjuangan beliau di saat telah diasuh sejak kecil oleh Asiyah, istri Fir'aun. Diangkat anak oleh mereka berdua. Kemudian, setelah besar melawan sang ayah angkat. Melawan di sini berarti melawan kemungkaran yang bertahun-tahun dilakukan oleh Fir'aun. Karena kekuasaan, tubuh yang sempurna, tidak pernah sakit, sehingga Fir'aun lupa dan mengaku dirinya Tuhan.
Kita coba bandingkan kondisi Nabi Musa dan Fir'aun pada saat itu. Fir'aun seorang raja, kuat, gagah, tentaranya banyak sedangkan Nabi Musa hanya seorang rakyat biasa, dan ucapan beliau agak kurang jelas, tidak kaya, dan menanam jasa pada Fir'aun. Tentu saja, tak mudah bagi Nabi Musa dalam mengemban risalah yang diberikan pada beliau. Tetapi, keyakinannya pada Allah menguatkan kerja-kerja dakwah beliau. Hingga puncaknya, ia dan pengikutnya dikejar dan akan dibunuh oleh Fir'aun serta bala tentaranya. Iman Nabi Musa yang membuat tongkat dapat membelah lautan. Di sini bukanlah tongkatnya yang hebat, itu hanya sebuah tongkat biasa dan bisa jadi jika kita yang memegang tongkat beliau tidak ada yang akan terjadi, apalagi lautan terbelah. Keimanan beliau yang begitu kuatnya, menjadi sebab keajaiban (miracle) terjadi dan ini adalah salah satu mukjizat beliau.
Pahamilah bahwa kegigihan akan menjadi pendorong dalam mencapai sesuatu dan pastinya kegigihan tersebab keyakinan kepada Allah Subhanahu wa taala Dan yakinlah tidak ada yang mustahil jika Allah berkehendak, bahkan lautan saja bisa terbelah. apalagi masalah-masalahmu, sekejap saja bisa Allah bereskan.
Masalah itu bukan untuk dicari solusinya, tetapi carilah pesan cinta-Nya. Pesan Allah menghadirkan itu untukmu. Lalu nanti, satu per satu akan beres. Begitu juga keinginan-keinginanmu, carilah sebab, mengapa kau harus mendapatkan keinginan itu. Jika sudah benar, keinginan itu akan mudah sekali datang padamu, tanpa perlu bersusah payah. Karena ikhtiar adalah bagian proses yang mengabulkannya adalah Allah.
Sumber: Herawati. (2022). Menjadi Hamba yang Dicintai Allah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Posting Komentar untuk "Belajar dari Nabi Musa"
Posting Komentar