Menyucikan Diri

Ada kalanya nafsu buruk menggelincirkan sehingga kita melakukan dosa. Apalagi saat ini, dengan media sosial yang berlimpah. Terlalu mudah dosa dilakukan, mulai melihat yang tidak sepantasnya, menulis yang tidak selayaknya, juga lalai perintah-Nya karena asyik dengan gadgetnya.

Jika dosa-dosa itu diabaikan, maka tidak perlu menunggu lama untuk mengerak, menghitamkan hati, mengotori jiwa. Karenanya harus ada cara untuk menjadi penawar dosa itu, membersihkan dan menghapuskannya. Mahasuci Allah Yang Maha kasih dengan firman-Nya:

"Dirikanlah salat pada kedua ujung hari (pagi dan petang) dan pada bagian-bagian malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)." (QS. Hud: 114)

Departemen agama dalam Tafsir Tahlili mengungkapkan, bahwa ayat tersebut memerintahkan agar kaum muslimin mendirikan salat, lengkap dengan rukun dan syaratnya, tetap dikerjakan lima kali dalam sehari semalam menurut waktu yang telah ditentukan yaitu salat Subuh, Zuhur, dan Asar, Magrib, dan Isya. Ayat tersebut juga menerangkan bahwa perbuatan-perbuatan yang baik, yang garis besarnya ialah mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya, antara lain melaksanakan salat, akan menghapuskan dosa-dosa kecil dan perbuatan-perbuatan buruk.

Sabda Nabi Muhammad,

"Iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik, maka perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk itu." (Riwayat At-Tirmidzi dari Abu Dzar Al-Gifari)

Rasulullah juga pernah bersabda,

"'Bagaimana pendapatmu seandainya pada pintu salah seorang dari kalian ada sebuah sungai lalu ia mandi lima kali sehari, apakah masih tertinggal sedikit pun kotoran di tubuhnya?' Para sahabat menjawab, 'Tidak.' Beliau bersabda, 'Demikianlah perumpamaan salat lima waktu. Dengan salat itu Allah menghapus dosa-dosa.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
"Perumpamaan salat lima waktu itu seperti sungai yang penuh air dan mengalir pada pintu salah seorang di antara kalian, sehingga ia mandi lima kali sehari." (HR. Muslim)
"Salat yang lima, dan salat jumat yang satu ke salat jumat yang lain adalah penebus dosa-dosa yang diperbuatnya di antara waktu itu, selama dosa-dosa besar dijauhi." (HR. Muslim)

Dalam mengomentari hadis di atas, Syekh Musthafa Dib Al-Bugha, dalam Nujhatul Muttaqin mengungkapkan bahwa salat lima waktu dapat menghapus dosa-dosa kecil dan menghilangkannya, seperti hal air yang dapat membersihkan sesuatu yang kotor. Allah mengampuni dosa-dosa kecil orang yang melaksanakan salat lima waktu dengan menyempurnakan syarat-syarat, rukun-rukun, dan adab-adabnya. Juga perintah untuk menjaga dan menyempurnakan salat fardu dengan menyempurnakan wudunya, khusyuk dalam melaksanakannya, thumaninah dalam mengerjakan rukunnya, rukuk dan sujudnya, dengan harapan salat itu diterima Allah. Karena, salat yang diterima itu akan menghapus dosa-dosa kecil yang telah dikerjakannya.

Allah berfirman,

"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." (QS. An-Nisa: 31)

Syekh Wahbah Al-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir, menjelaskan ayat tersebut, bahwa jika menjauhi dosa-dosa besar yang telah Allah larang, Allah akan menghapus dosa-dosa kecil dan akan memasukkan ke dalam surga.

Masih dalam Tafsir Al-Munir juga dinyatakan bahwa yang dimaksud dosa besar adalah setiap kemaksiatan yang Allah tetapkan dengan ancaman dan hukumannya secara pasti. Sedangkan dosa kecil adalah kemaksiatan-kemaksiatan yang tidak disertai ancaman yang berat dan juga tidak ada hukuman yang ditetapkan Al-Qur'an maupun Sunah secara pasti.

Dengan melakukan salat wajib lima waktu secara serius dan penuh penghambaan, maka Allah akan menghapuskan dosa-dosa kecil yang dilakukan karena kelemahan.

Tetapi, sebagaimana nasihat Syekh Ibnu Attha'illah, dosa kecil sama seperti percikan api. Bila diabaikan, dapat membakar seluruh kota. Karenanya jangan sampai kita mengabaikan dosa sekecil apa pun. Sebagaimana Rasulullah menegaskan,

"Orang mukmin melihat dosanya seolah ia sedang duduk di bawah satu gunung yang siap menimpanya. Sementara orang fasik, melihat dosanya seperti lalat yang hinggap dihidung, yang ia tepis dengan tangannya." (HR. Bukhari)

Sekecil apa pun dosa tetaplah menjadi racun bagi jiwa, mematikan hati dan membinasakan. Maka sudah seharusnya dibersihkan. Salah satunya dengan kesungguhan melaksanakan salat lima waktu.

Sumber: Zuhri, Saepudin. (2022). Salat On Time, Karena Mati Any Time. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Posting Komentar untuk "Menyucikan Diri"